Rabu, 09 Desember 2015

Ini yang Terjadi pada Otak Anak Jika Sering Dibentak

Jangan sampai bentakan menjadi bagian dari pola asuh yang kamu terapkan pada anak, karena berdampak buruk pada buah hati.
Si kecil yang bandel kerap menjadi alasan para orangtua untuk membentaknya. Mungkin para orangtua, bisa jadi kamu salah satunya, menganggap bentakan sebagai bagian dari reaksi spontan yang nggak disengaja, tanpa maksud bersikap kasar. Padahal bentakan yang dilontarkan oleh orang dewasa berdampak buruk pada otak anak.
shutterstock_315039935Menurut Amir Zuhdi, Dokter ahli ilmu otak dari Neuroscience Indonesia, dalam situs nionalgeographic.co.id, bentakan orangtua jelas membuat anak ketakutan. Timbulnya rasa takut akan membuat tubuh anak memproduksi hormon kortisol yang akan memutus sambungan neuron pada otak. Nah, dampak lebih lanjutnya, neuron pada otak anak lebih cepat mengalami kematian.
Gangguan neuron mengakibatkan si kecil menjadi sosok yang sulit mengambil keputusan, kurang percaya diri, sulit menerima informasi, hingga sulit membuat perencanaan. Masih menurut Amir, bagian otak anak yang pertama kali tumbuh adalah bagian yang berkaitan dengan emosi, dan porsi terbesar pada bagian tersebut adalah rasa takut. Maka, semakin sering dan kerasnya anak dibentak, maka akan semakin tinggi pula kemungkinan neuron anak rusak.
Jika memang si kecil melakukan kesalahan, menasihatinya dengan lembut jauh lebih baik bagi perkembangan psikis anak ketimbang membentak atau bersikap kasar. Anak juga dapat menerima nasihatmu dengan baik tanpa merasa tertekan atau kecewa. Jadi, mulai sekarang stop bicara dengan nada tinggi, apalagi kebiasaan membentak. Biarkan si kecil tumbuh besar secara maksimal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar